Multitasking vs. Deep Work: Mana yang Lebih Efektif?
Relasi Diri
Jun 17, 2025
Multitasking terlihat seperti cara cerdas untuk menyelesaikan banyak hal sekaligus, tapi riset menunjukkan bahwa itu justru menurunkan produktivitas dan meningkatkan kesalahan. Artikel ini mengajak kita mengenal konsep deep work, yaitu bekerja dengan fokus penuh tanpa gangguan. Hasilnya bukan hanya pekerjaan yang lebih berkualitas, tapi juga rasa puas dan energi yang lebih terjaga.

🧠 Apa Sebenarnya Masalah dari Multitasking?
Multitasking dulu dianggap cara kerja yang efisien—rapat sambil balas email, dengar podcast sambil menyusun laporan. Tapi kenyataannya?
📉 Apa Kata Data?
Studi dari Stanford University menunjukkan bahwa multitasking bisa menurunkan produktivitas hingga 40%.
Otak manusia tidak dirancang untuk melakukan banyak tugas sekaligus secara efektif.
Perpindahan fokus antar tugas justru menguras energi dan meningkatkan kemungkinan kesalahan.
💡 Solusinya: Deep Work
Deep work adalah metode bekerja dengan fokus mendalam, tanpa distraksi. Bekerja dalam sesi-sesi fokus ini terbukti jauh lebih efektif daripada multitasking.
✅ Hasil kerja lebih berkualitas
✅ Proses lebih tenang dan minim stres
✅ Energi tidak cepat terkuras karena tidak harus terus berpindah konteks
🚀 Tips Memulai Deep Work
Blok waktu 1–2 jam khusus setiap hari tanpa gangguan
Matikan notifikasi ponsel dan aplikasi
Gunakan teknik Pomodoro atau jadwal kerja terstruktur
🧠 Peran Relasi Diri Training & Consulting
Di Relasi Diri, kami membekali individu dan tim dengan keterampilan kerja mendalam dan strategi manajemen waktu modern—membantu mereka menyelesaikan lebih banyak hal dengan cara yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Stanford University. (2009). Cognitive Control in Media Multitaskers.
Newport, C. (2016). Deep Work: Rules for Focused Success in a Distracted World.
Harvard Business Review. (2020). Multitasking: When It Works, and When It Doesn’t.