The Great Resignation: Mengapa Banyak Karyawan Mengundurkan Diri dan Bagaimana Mengatasinya?
Bernardus Herdian Nugroho
Mar 10, 2025
Fenomena The Great Resignation menjadi perbincangan global dalam beberapa tahun terakhir. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Anthony Klotz pada tahun 2021 untuk menggambarkan gelombang besar pengunduran diri karyawan dari berbagai industri (Klotz, 2021). Bukan hanya di Amerika Serikat, tren ini juga terjadi di berbagai negara, termasuk Indonesia. Pandemi COVID-19 menjadi katalis utama dari fenomena ini. Banyak karyawan mulai mempertimbangkan kembali tujuan karier, keseimbangan hidup, serta kepuasan kerja mereka. Dengan meningkatnya peluang kerja fleksibel dan model kerja jarak jauh, banyak profesional memilih meninggalkan pekerjaan mereka untuk mencari opsi yang lebih baik.

Penyebab The Great Resignation
Kurangnya Work-Life Balance
Banyak karyawan merasa kelelahan akibat beban kerja berlebihan dan kurangnya fleksibilitas dalam pekerjaan mereka (Harter, 2022). Dalam sebuah survei oleh Microsoft, 54% karyawan global melaporkan bahwa mereka merasa "overworked" dan mencari pekerjaan dengan keseimbangan yang lebih baik.Peningkatan Kesadaran akan Kesehatan Mental
Kesadaran akan pentingnya kesehatan mental meningkat drastis selama pandemi. Banyak karyawan meninggalkan pekerjaan yang dianggap toxic dan beralih ke perusahaan yang lebih peduli terhadap kesejahteraan karyawan (Deloitte, 2022).Kenaikan Gaji dan Peluang Karier yang Lebih Baik
Ketatnya persaingan di dunia kerja menyebabkan banyak perusahaan menawarkan gaji dan manfaat yang lebih tinggi untuk menarik talenta terbaik. Karyawan yang merasa kurang dihargai di perusahaan lama akhirnya memutuskan untuk berpindah ke tempat lain (Harvard Business Review, 2023).Minimnya Pengembangan Karier
Karyawan tidak hanya mencari gaji yang lebih tinggi, tetapi juga kesempatan untuk berkembang. Jika suatu perusahaan tidak menyediakan peluang pengembangan keterampilan dan jenjang karier yang jelas, maka karyawan cenderung mencari tempat lain yang lebih mendukung pertumbuhan mereka (LinkedIn Learning, 2023).Perubahan Prioritas Hidup
Pandemi membuat banyak orang mengevaluasi kembali prioritas mereka. Beberapa memilih bekerja dari rumah agar lebih dekat dengan keluarga, sementara yang lain beralih ke wirausaha atau pekerjaan yang lebih sesuai dengan nilai pribadi mereka (McKinsey, 2022).
Bagaimana Perusahaan Bisa Mengatasi The Great Resignation?
Meningkatkan Fleksibilitas Kerja
Perusahaan perlu menerapkan model kerja hybrid atau remote yang memungkinkan karyawan memiliki fleksibilitas dalam bekerja. Menurut studi Gallup (2023), fleksibilitas adalah salah satu faktor utama yang meningkatkan retensi karyawan.Menawarkan Program Pengembangan Karier
Investasi dalam pelatihan dan pengembangan keterampilan menjadi kunci dalam mempertahankan talenta terbaik. Perusahaan dapat menyediakan program mentoring, coaching, atau akses ke kursus profesional untuk meningkatkan kompetensi karyawan.Menciptakan Lingkungan Kerja yang Sehat
Budaya kerja yang positif, penghargaan terhadap pencapaian karyawan, dan perhatian terhadap kesehatan mental dapat meningkatkan loyalitas karyawan. Program kesejahteraan seperti konseling psikologis dan cuti tambahan dapat membantu meningkatkan kepuasan kerja.Menyesuaikan Kebijakan Gaji dan Tunjangan
Perusahaan perlu melakukan evaluasi terhadap kebijakan gaji dan tunjangan agar tetap kompetitif di pasar tenaga kerja. Selain gaji yang layak, tunjangan seperti asuransi kesehatan, bonus kinerja, dan program kepemilikan saham juga dapat meningkatkan kepuasan karyawan.Mendengarkan dan Merespons Kebutuhan Karyawan
Survei internal dan diskusi rutin dengan karyawan dapat membantu perusahaan memahami apa yang mereka butuhkan. Komunikasi yang terbuka dan transparan akan menciptakan hubungan yang lebih baik antara manajemen dan tim.
Fenomena The Great Resignation bukan hanya tren sementara, tetapi juga refleksi dari perubahan pola pikir tenaga kerja modern. Perusahaan yang tidak beradaptasi dengan kebutuhan karyawan akan mengalami kesulitan dalam mempertahankan talenta terbaik. Dengan menerapkan strategi yang tepat—fleksibilitas kerja, pengembangan karier, kesejahteraan mental, serta kebijakan kompensasi yang kompetitif—perusahaan dapat mengatasi tantangan ini dan membangun lingkungan kerja yang lebih berkelanjutan.
Deloitte. (2022). 2022 Global Human Capital Trends: The rise of the human enterprise. https://www2.deloitte.com
Gallup. (2023). State of the Global Workplace 2023 Report. https://www.gallup.com
Harter, J. K. (2022). Wellbeing at Work: How to Build Resilient and Thriving Teams. Gallup Press.
Harvard Business Review. (2023). Why Employees Quit and What Leaders Can Do About It. https://hbr.org
Klotz, A. (2021). The Great Resignation: Causes and Implications for Organizations. Journal of Organizational Behavior, 42(3), 567-580. https://doi.org/10.1002/job.2560
LinkedIn Learning. (2023). Workplace Learning Report 2023: The Skills Needed for the Future. https://learning.linkedin.com
McKinsey & Company. (2022). The Great Attrition is Making Hiring Harder: What Can Companies Do?. https://www.mckinsey.com